
BPR Perkuat Inklusi Keuangan, Fokus pada Masyarakat Pedesaan
Jakarta, 19 September 2024 — Bank Perkreditan Rakyat (BPR) semakin memperkokoh perannya dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. Sebagai bank yang berfokus pada masyarakat pedesaan dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), BPR memberikan layanan perbankan yang lebih terjangkau dan mudah diakses bagi kalangan yang sering kali belum terjangkau oleh bank-bank komersial besar.
Dalam beberapa tahun terakhir, BPR telah menunjukkan peningkatan signifikan baik dalam jumlah nasabah maupun total aset yang dikelola. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah BPR di Indonesia kini mencapai lebih dari 1.500 unit yang tersebar di berbagai daerah. Melalui jaringan ini, BPR berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan memberikan akses keuangan kepada masyarakat di daerah terpencil yang belum tersentuh oleh layanan perbankan konvensional.
Kinerja Positif di Tengah Tantangan Ekonomi Meski dihadapkan pada berbagai tantangan ekonomi, seperti inflasi dan ketidakpastian global, BPR tetap berhasil mencatat kinerja positif sepanjang tahun ini. Salah satu faktor utama adalah fleksibilitas BPR dalam menyesuaikan layanan mereka sesuai dengan kebutuhan lokal.
Direktur Utama Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo), Siti Anisa, menyatakan bahwa BPR terus berinovasi dalam memberikan layanan keuangan yang sesuai dengan kondisi masyarakat pedesaan. “Kami memahami kebutuhan masyarakat yang lebih memerlukan akses pinjaman dengan proses yang cepat dan mudah. BPR hadir sebagai solusi bagi mereka yang selama ini tidak terlayani oleh bank-bank besar,” ujar Anisa dalam konferensi pers di Jakarta.
Dukungan terhadap UMKM BPR juga fokus dalam memberikan dukungan pembiayaan kepada UMKM, yang merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia. Dengan memberikan pinjaman modal kerja dan investasi kepada pelaku UMKM, BPR membantu mendorong pertumbuhan bisnis di sektor ini, terutama di daerah-daerah yang kurang terjangkau.
“Sebagai lembaga keuangan yang mengutamakan kedekatan dengan masyarakat, BPR sangat memahami tantangan yang dihadapi oleh UMKM. Kami memberikan solusi keuangan yang tepat, mulai dari pinjaman mikro hingga program pendampingan untuk membantu pelaku usaha dalam meningkatkan kapasitas bisnis mereka,” tambah Anisa.
Digitalisasi BPR untuk Peningkatan Layanan Seiring dengan perkembangan teknologi, BPR juga tidak ketinggalan dalam mengadopsi layanan digital untuk meningkatkan aksesibilitas dan kemudahan bagi nasabah. Digitalisasi di sektor BPR mulai diterapkan dalam berbagai bentuk, seperti aplikasi mobile banking dan sistem pembayaran digital. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat dan efisien, terutama bagi nasabah di daerah terpencil.
“Dengan adanya transformasi digital, BPR berharap bisa menjangkau lebih banyak masyarakat, khususnya generasi muda yang sudah terbiasa dengan teknologi. Ini juga akan meningkatkan daya saing kami dalam ekosistem perbankan yang semakin digital,” kata Anisa.
Tantangan dan Harapan ke Depan Meskipun BPR telah mencapai banyak kemajuan, masih ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi, seperti persaingan dengan fintech, regulasi yang semakin ketat, serta tuntutan untuk terus berinovasi di tengah perkembangan teknologi. Namun, dengan komitmen untuk terus mendukung inklusi keuangan dan memberdayakan UMKM, BPR optimis dapat berperan lebih besar dalam mendukung perekonomian Indonesia.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menyampaikan dukungannya terhadap peran BPR dalam meningkatkan inklusi keuangan. “BPR memiliki peran yang sangat strategis dalam mendorong inklusi keuangan di daerah. Kami akan terus mendukung upaya BPR dalam memperkuat layanannya, termasuk melalui digitalisasi dan inovasi produk keuangan yang lebih inklusif,” ungkap Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Bambang Widjanarko.
Dengan visi untuk terus memperluas jangkauan layanan keuangan, BPR diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan mampu bersaing di era perbankan digital.